Facebook Ilmuwebsite

Belajar Fotografi : Apa itu ISO ?

Halo, akhirnya saya coba menyelesaikan materi belajar fotografi dasar dalam menggunakan DSLR. Jika sebelumnya saya telah melengkapi dasar-dasar penggunan kamera DSLR yaitu melalui artikel Shutter speed yang bisa Anda akses di sini dan artikel mengenai Diafragma yang bisa Anda baca di sini,

Kali ini kita akan membahas masih dalam belajar fotografi namun lebih kepada penguasan dasar kamera DSLR yaitu menguasai ISO. Nah apa sih iso itu? Dan apa fungsi dari ISO di fotografi? Silahkan simak selengkapnya ...

Apa yang dimaksud dengan ISO pada DSLR ?


Pernahkah anda mendapati sebuah foto dalam keadaan terlalu gelap atau terlalu terang ? ya, ISO pada DSLR sangat berkorelasi dengan keadaan cahaya yang didapat oleh point of interest. ISO pada DSLR menentukan gelap terangnya sebuah objek foto. Walaupun parameter yang lain seperti Shutter speed dan Diafragma juga mempengaruhi keadaan cahaya sebuah foto, namun pengaruh cahaya pada dua parameter tersebut hanya efek yang dihasilkan karena pengaturan saja. Jika shutter speed karena pengaturan buka tutup rana, dan untuk diafragma karena bukaan lensa. Berbeda halnya dengan ISO, ISO memang merupakan metering khusus untuk membantu penyesuaian cahaya yang bisa diterima oleh sebuah objek atau point of interest bersama dengan foreground dan backgroundnya juga.

ISO atau singkatan dari International Organisation of Stanrization, merupakan penetapan yang dilakukan secara internasional, sehingga kepekaan sensor terhadap cahaya bisa diterapkan seragam pada seluruh kamera DSLR di seluruh dunia. Sementara sebelumnya kita mengenal ASA yang merupakan singkatan dari American Standards Assosiation,  merupakan standar yang kita temui terhadap parameter kepekaan cahaya terhadap film dalam dunia kamera SLR (Single Lens Reflect).

ISO merupakan sebuah kelebihan mencolok yang dimiliki oleh sebuah kamera DLSR. Bayangkan, jika pada kamera SLR ASA ditentukan film yang kita bawa, berapa kamera yang harus kita bawa untuk ASA 100, 200 dan 400 misalkan. Sementara pada kamera DSLR kita bisa mendapati ISO mulai dari 50, 100, 200, 400, 800, 1000 hingga 3200 sekalipun tanpa harus mengganti isi film.



Secara metering, ISO besar lebih peka terhadap cahaya di banding ISO yang lebih kecil, itu sama artinya ISO 200 lebih terang dibandinkan dengan ASA 100. Inilah yang kemudian menjadi takaran untuk menentukan penggunaan ISO, terlebih ketika memotret tanpa menggunakan bantuan flash misalkan. Tapi sayangnya, penggunaan ISO besar berbanding lurus dengan resiko kerapatan pixel sebuah foto. Ya, semakin besar ISO yang digunakan tingkat kerapatan pixelnya semakin rendah atau semakin renggang, sehingga membuat foto rawan noise.

Jadi, walaupun ISO yang disediakan DLSR itu lebih bervariasi dan membuat kita memiliki banyak pilihan sehingga bisa bermanuver dalam memainkan cahaya, namun penggunaan ISO diatas 400 merupakan sesuatu yang perlu dianggap darurat. Jadi kalau memang bisa menggunakan ISO 400 kebawah, hasil foto akan lebih maksimal, jadi bijaklah menggunakan ISO.

Baiklah, demikian pembahasan dasar mengenai metering kamera DSLR yang bisa saya sampaikan, wa billahi taufiq wal hidayah wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh, kita jumpa lagi di lain kesempatan. Terimakasih.


Yogi Wicaksono
Founder Kaffah.biz

Posting Komentar

0 Komentar