Awalnya saya ingin memposting kelanjutan artikel sebelumnya
yakni praktek fotografi Time Lapse, namun kelihatannya ada yang harus
didahulukan. Yakni menjawab pertanyaan beberapa kawan tentang harus memilih
mana, antara DSLR atau Mirrorless ?
Sebelum memilih ada baiknya kita mengerti betul tentang karakter kedua jenis kamera diatas, sehingga selanjutnya dapat menentukan beradasarkan kebutuhan, efektifitas dan juga efesiensi terbaik untuk mengambil gambar nantinya.
Disamping perbedaan lainnya, view finder DSLR dan DSLM ini yang kemudian menjadi daya tarik bagi saya untuk saya jadikan pembeda yang mencolok. Dengan bobot yang lebih kecil, handling juga tidak akan senyaman DSLR ketika membidik menggunakan DSLM pada lensa ukuran Tele semisal 300mm. Ibarat Sniper, membutuhkan teropong fokus yang berada diatas senjata untuk dapat tepat membidik jarak jauh. Begitu juga dengan pelaku fotografi jarak jauh atau fotografer pengguna lensa Tele, dia sangat membutuhkan view finder konvensional (jendela bidik) untuk akurasi bidikannya.
Namun tentu saja, konsekwensi dari kenyamanan handling (cara pegang), tidak berbanding lurus dengan kenyamanan saat membawanya. Mirrorless cenderung lebih kecil dan ringan dibanding dengan DSLR tipe kelas 3 sekalipun. Terlebih secara fungsi utama yang menjadi syarat penguasaan DSLR semisal setting pada Shutter Speed, Diafragma dan ISO semua sama. Bagi yang suka yang ringan-ringan, tentu saja Mirrorless menjadi pilihan.
Namun sebagai pembanding lainnya, saya kutip isi artikel yang ditulis Fotografer Senior Enche Tjin pada infofotografi.com sebagai berikut :
Adaptabilitas kamera mirrorless tinggi, karena kita bisa menggunakan lensa lama atau lensa yang bukan semerek dengan adaptor. Untuk manual fokusnya lebih canggih dari kamera DSLR karena banyak kamera mirrorless punya fitur focus peaking.
Bisa autofokus ke area mana saja, termasuk ke daerah tepi-tepi frame foto dengan mudah. Di kamera DSLR titik-titik fokusnya biasanya ngumpul di tengah. Kecepatan autofokus kamera mirrorless generasi tahun 2014 juga sudah cepat.
Jadi, semuanya dikembalikan kepada pilihan anda, memilih kamera bukan semata-mata untuk terlihat bergaya atau sekedar up to date saja, namun anda juga memiliki beban yang sebanding dengan kamera yang anda pegang. Jangan sampai tentengan kamera canggih anda hanya menghasilkan kamera yang setara dengan hasil kamera Handphone saja. Demikian, semoga bermanfaat.
Yogi Wicaksono
Ilmuwebsite
Sebelum memilih ada baiknya kita mengerti betul tentang karakter kedua jenis kamera diatas, sehingga selanjutnya dapat menentukan beradasarkan kebutuhan, efektifitas dan juga efesiensi terbaik untuk mengambil gambar nantinya.
Ada satu pembeda yang mendasar diantara DSLR dan Mirrorless,
jika DSLR yang merupakan singkatan dari Digital Single Lens Reflect merupakan
kamera menggunakan teknologi prisma (cermin), untuk dapat meneruskan hasil
pantauan lensa menuju ke dua tujuan yaitu
sensor penangkap gambar dan view finder. Sementara Mirrorless atau disebut juga
DSLM, Digital Single Lens Mirrorless tidak menggunakan teknologi prisma
(cermin), sehingga hasil pantauan lensa yang berupa cahaya langsung menuju ke
view finder elektronik sebagaimana kamera poket ataupun kamera-kamera prosumer.


Disamping perbedaan lainnya, view finder DSLR dan DSLM ini yang kemudian menjadi daya tarik bagi saya untuk saya jadikan pembeda yang mencolok. Dengan bobot yang lebih kecil, handling juga tidak akan senyaman DSLR ketika membidik menggunakan DSLM pada lensa ukuran Tele semisal 300mm. Ibarat Sniper, membutuhkan teropong fokus yang berada diatas senjata untuk dapat tepat membidik jarak jauh. Begitu juga dengan pelaku fotografi jarak jauh atau fotografer pengguna lensa Tele, dia sangat membutuhkan view finder konvensional (jendela bidik) untuk akurasi bidikannya.
Namun tentu saja, konsekwensi dari kenyamanan handling (cara pegang), tidak berbanding lurus dengan kenyamanan saat membawanya. Mirrorless cenderung lebih kecil dan ringan dibanding dengan DSLR tipe kelas 3 sekalipun. Terlebih secara fungsi utama yang menjadi syarat penguasaan DSLR semisal setting pada Shutter Speed, Diafragma dan ISO semua sama. Bagi yang suka yang ringan-ringan, tentu saja Mirrorless menjadi pilihan.
Namun sebagai pembanding lainnya, saya kutip isi artikel yang ditulis Fotografer Senior Enche Tjin pada infofotografi.com sebagai berikut :
Apa kelebihan Dari Kamera Mirrorless?
Lebih ringkas dan ringan: Saya bisa membawa
lebih banyak lensa tanpa merasa keberatan. Biasanya kalau membawa satu set
sistem DSLR, tas saya kurang lebih beratnya lima kg. Tapi dengan
mirrorless, total beratnya di bawah tiga kg, cukup terasa saat jalan-jalan
jauh dan naik gunung.
Saat memotret street photography, atau human
interest, orang-orang lebih tidak peduli sehingga memotret secara candid lebih
enak.
Sistem mirrorless mengandalkan live view dan
jendela bidik elektronik. Kita bisa lihat dengan jelas apa fokus dan tidak,
juga bisa melihat terang gelap/exposure, histogram, warna, efek khusus dengan
jelas. Apa yang dilihat adalah apa yang akan didapatkan. Tidak ada
tebak-tebakan dan terkejut seperti di kamera DSLR.
Adaptabilitas kamera mirrorless tinggi, karena kita bisa menggunakan lensa lama atau lensa yang bukan semerek dengan adaptor. Untuk manual fokusnya lebih canggih dari kamera DSLR karena banyak kamera mirrorless punya fitur focus peaking.
Bisa autofokus ke area mana saja, termasuk ke daerah tepi-tepi frame foto dengan mudah. Di kamera DSLR titik-titik fokusnya biasanya ngumpul di tengah. Kecepatan autofokus kamera mirrorless generasi tahun 2014 juga sudah cepat.
Apa kelebihan Dari Kamera DSLR ?
Jendela bidik optik lebih efektif (jernih, tidak
silau, tidak makan daya baterai) saat memotret di kondisi yang sangat terang
maupun gelap. Pegangan yang lebih besar dan dalam lebih mantap saat
dipegang, terutama saat mengunakan lensa telefoto zoom. Meskipun kamera
mirrorless saat ini menyediakan berbagai aksesoris seperti battery grip atau
leathercase yang menurut saya cukup membantu.
Tombol-tombol dan tuas kamera DSLR biasanya
lebih besar dan mudah ditemukan dan ditekan.
Kapasitas baterai lebih tinggi. Satu baterai
kamera DSLR yang di charge full biasanya cukup untuk satu hari jalan-jalan,
sedangkan perlu sekitar 2-3 baterai untuk kamera mirrorless.
Berat kamera kadang dapat membantu, terutama
saat kamera di tripod dan angin cukup kencang. Kamera DSLR yang bobotnya lebih
berat inersianya lebih tinggi sehingga tahan tiupan angin.
Untuk pekerjaan, persepsi klien ke fotografer
lebih baik. Fotografer yang mengunakan mirrorless belum dianggap serius.
Jadi, semuanya dikembalikan kepada pilihan anda, memilih kamera bukan semata-mata untuk terlihat bergaya atau sekedar up to date saja, namun anda juga memiliki beban yang sebanding dengan kamera yang anda pegang. Jangan sampai tentengan kamera canggih anda hanya menghasilkan kamera yang setara dengan hasil kamera Handphone saja. Demikian, semoga bermanfaat.
Yogi Wicaksono
Ilmuwebsite
2 Komentar
menjawab pertanyaan saya kali ya... :-)
BalasHapusdahsyat!
Hapus